"ARLOJI TUA"
.
Merasa ajal nya sudah dekat, seorang ayah berkata kepada anak nya:
. “Nak, Arloji milik ku ini adalah warisan dari kakek buyut mu, usia nya lebih dari 200 tahun”
.
“ Sebelum Ayah wariskan pada mu, Ayah mau kamu bawa Arloji tua ini ke toko jam di sebrang jalan itu, katakan kepada pemilik toko bahwa kamu mau menjualnya. Tanya lihat berapa harga nya…”
.
Sang anak pergi tidak lama lalu kembali dan berkata: “pemilik toko jam itu bilang bahwa harga nya Cuma 5 Dolar, karena ini adalah arloji tua…”
Kemudian si Ayah berkata; “sekarang coba kamu bawa arloji ini ke toko barang barang antik dan tanyakan harga nya…”
.
Si anak pergi lalu kembali dan berkata “ pemilik toko bilang , harga arloji ini mencapai 5000 Dollar..”
.
Sang Ayah berkata; “ sekarang coba bawa ke museum dan katakan ke mereka bahwa kamu mau menjual arloji tua ini..”
.
Si anak pun pergi lalu kembali dan berkata “ mereka mendatangkan pakar arloji untuk memperkirakan harga nya, lalu mereka menawarkan kepada ku 1.000.000 Dollar untuk arloji ini…”
.
Si Ayah berkata; “nak, aku sedang mengajarkan mu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat, maka jangan pernah kamu tinggal di tempat yang salah lalu marah karena tidak ada yang menghargai mu…”
.
Karena Mereka yang mengetahui nilai mu, akan selalu menghargai mu,…
Maka jangan pernah bergaul di tempat yang tidak layak untuk mu…
Dan saya sangat bersyukur bisa berkumpul dengan orang2 hebat, baik dan luarrr biasa sehingga saya merasa lebih berharga.......
Met pagi untuk semuanya selamat beraktivitas
Jurnal Living Hadis
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bapak/Ibu dan akademisi Yth,
Saat ini Jurnal Living Hadis, yang berafiliasi dengan Prodi Studi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sedang dalam proses review akreditasi SINTA. Mohon bantuan dan dukungannya untuk mengunjungi, mengunduh, atau mengutip artikel di edisi berikut ini:
Vol 4, No 1 (2019):
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/issue/view/247
Vol 3, No 2 (2018):
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/issue/view/242
Vol 3, No 1 (2018):
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/issue/view/232
Vol 2, No 2 (2017)
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/issue/view/219
Terima kasih,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tim Redaksi
Bapak/Ibu dan akademisi Yth,
Saat ini Jurnal Living Hadis, yang berafiliasi dengan Prodi Studi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sedang dalam proses review akreditasi SINTA. Mohon bantuan dan dukungannya untuk mengunjungi, mengunduh, atau mengutip artikel di edisi berikut ini:
Vol 4, No 1 (2019):
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/issue/view/247
Vol 3, No 2 (2018):
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/issue/view/242
Vol 3, No 1 (2018):
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/issue/view/232
Vol 2, No 2 (2017)
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/issue/view/219
Terima kasih,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tim Redaksi
Agar Muhammadiyah Tak Seperti Blue Bird
Agar Muhammadiyah Tak Seperti Blue Bird
BykabarMU
September 8, 2019
Revolusi industri 4.0 atau yang lebih dikenal dengan era digital benar saja datangnya. Hari ini semua orang merasakan kehadiran zaman tersebut. Yaitu sebuah zaman yang dengan cepat mampu merubah kebiasaan, budaya bahkan merubah peradaban dunia dalam waktu yang sangat singkat.
Lalau bagaimana Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern harus bersikap guna merespon era milenial ini?
Simak petikan wawancara Suara Muhammadiyah bersama Irfan Amalee, Anggota MPI PP Muhammadiyah yang juga Fonder Peace Generation Indonesia berikut ini.
Seperti apa peta era milenial ini?
Ke depan yang paling menonjol adalah artificial intelligence (kecerdasan buatan), karenanya data base menjadi garansi sekaligus dasar untuk melakukan segala sesuatu.
Sebegitu pentingnya data base, hari ini kita bisa melihat bahwa semua pebisnis besar merapat kepada perusahaan berbasis data, sebab para pebisnis memerlukan big data.
Saya kira sudah saatnya Muhammadiyah mengejar hal ini agar apapun keputusan yang akan dikeluarkannya berdasarkan kepada data, bukan sekedar aspirasi pimpinan maupun anggota. Juga agar Muhammadiyah tidak terlampau ketinggalan dengan yang lain.
Jadi siapa pemegang big data, dialah yang akan menjadi pemenang di era milenial ini.
Bagaimana respons Muhammadiyah?
Melihat kondisi yang ada, sepertinya Muhammadiyah masih terpisah antara dua generasi, yaitu generasi tua dan generasi muda.
Di satu sisi generasi tua masih merasa nyaman dengan kondisi yang ada. Wajar mereka merasa nyaman sebab secara kasat mata Muhammadiyah memiliki aset fisik yang cukup banyak.
Tapi ingat, jika dibandingkan dengan aset non fisik dalam hal ini adalah big data, tentu aset fisik milik Muhammadiyah tersebut menjadi tidak penting dan tidak berarti apa-apa di masa yang akan datang.
Benarkah di era milenial ini aset fisik menjadi tidak penting?
Hari ini kita bisa menyaksikan kelahiran perusahaan-perusahaan besar yang hanya bermodalkan data base bisa mengalahkan perusahaan lain yang jelas-jelas memiliki fisik yang lebih nyata bahkan terkesan megah.
Di antaranya ada AirBnB jaringan hotel terbesar di dunia yang sama sekali tidak bangunan hotel satupun. Bahkan keberadaanya mampu mengalahkan Hilton group yang bangunan hotelnya ada di berbagai negara.
Kalau dalam dunia pendidikan ada ruangguru.com yang muridnya mencapai 6 juta orang. Mereka tidak memiliki satu pun ruang kelas dan bangku, tapi kehadiranya sudah bisa mengalahkan beberapa sekolah unggulan Muhammadiyah meski secara fisik memiliki gedung yang memadai.
Saya kira situasi ini persis dialami oleh perusahaan besar blue bird, yang mereka itu kelabakan setelah lahirnya jasa transportasi online.
Barangkali dulu pemilik perusahaan Blue Bird beranggapan bahwa mereka tidak akan kalah oleh perusahaan manapun, kecuali perusahaan yang jumlah modalnya melebihi aset mereka.
Tapi nyatanya justru kini mereka tersisih oleh perusahaan transportasi online yang sama sekali tidak memiliki satu pun aset fisik.
Akhirnya blue bird pun mengakui kesalahan tersebut dan kini mereka berubah walau sudah telat dan susah untuk bisa kembali bersaing dengan perusahaan pendatang baru yang basisnya tidak lain adalah big data.
Sekali lagi, hal-hal yang fisik bisa melenakan, padahal sejatinya Muhammadiyah sedang digerogoti oleh zaman dan oleh mereka yang menyesuiakan diri dengan zaman.
Mengapa Muhammadiyah terlena dan gagap merespons perubahan?
Bisa jadi keterlenaan Muhammadiyah yang menganggap semua masih nyaman dengan apa yang dimiliki sekarang itu lebih dikarenakan Muhammadiyah kurang bisa menerima perubahan itu sendiri.
Terkadang sebagian warga dan pimpinan Muhammadiyah masih beranggapan bahwa kecanggihan era digital, seperti adanya medsos, adalah bukan hal nyata dan bersifat maya.
Menurut saya itu pemahaman yang keliru. Mari kita bandingkan, mana yang lebih mengena dan mudah diterima, dingat, dan dibagikan antara ceramah langsung ke pelosok-pelosok dengan memanfaatkan dakwah lewat digital?
Dari dakwah langsung tersebut berapa orang yang benar-benar menyerap? Jangan-jangan pengajian atau kegiatan dakwah yang ada sekedar formalitas saja. Sedang dengan menggunakan fasilitas digital, pesan yang disampaikan lebih luas, yang mendengarkan juga atas keinginan sendiri untuk mendengarkannya, juga bisa diputar ulang bahkan bisa dibagikan berkali-kali kepada yang lain.
Kalau demikian adanya, justru saya ingin balik bertanya, lalu manakah sebenarnya yang lebih nyata dan manakah sebenarnya yang lebih maya?
Bagaimana cara Muhammadiyah mengejar ketertinggalannya ini?
Paling mendasar adalah mengubah cara berfikir lama kepada cara berfikir era milenial. Diantaranya pertama, mengubah cara berfikir dari majelis taklim menjadi platform, sebab persebaran informasi tidak lagi dari mimbar ke mimbar tapi sudah berbasis online.
Kedua, mengubah mustami’ (pendengar) menjadi viewer. Hari ini da’i sejuta umat sudah terkalahkan oleh keberadaan da’i 38,4 juta viewer (umat).
Ketiga, karena generasi milenial adalah generasi yang mengedepankan jaringan, maka perlu mengubah intruksi menjadi persuasi.
Ada sebuah studi yang mengatakan bahwa generasi X itu 54 persen masih mendengarkan orang yang dianggap senior, punya otoritas, tapi generasi Y (generasi milenial) hanya 16 persen yang percaya pada otoritas.
Terakhir, adalah mengubah retorika menjadi narasi. Kesemuanya itu nantinya akan menjadi maksimal jika timing (penjadwalan) dan packaging (kemasan) baik juga tepat.
Sebab sebaik apapun isi pesan yang diberikan, jika timing kurang tepat dan pakaging kurang baik, maka hasilnya kurang menarik dan tidak maksimal.
Selanjutnya adalah mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang benar-benar matang yang menguasai IT dan dunia digital. Sebagian besar mereka adalah anak muda tentunya.
Tugas utamanya adalah membuat narasi-narasi alternatif sebagai wujud respon terhadap narasi-narasi pro dan kontra yang sudah berkembang sebelumnya.
Saya kira alternatif narasi itulah yang sedang diperlukan dan Muhammadiyah memulai mengarungi era digital dengan mencoba membangun narasi-narasi alternatif.
Hal ini sangat sejalan dengan prinsip Muhammadiyah sebagai organisasi Islama tengahan yang peranya tidak lain adalah sebagai alternatif narasi itu sendiri. (gsh)
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Suara Muhammadiyah edisi nomor 14 tahun 2018 dengan judul “Agar Muhammadiyah Tak Seperti Blue Bird“.
SOAL PTS PAI
soal pts pai
kls 3 - https://s.id/6wbbU
kls 4 - https://s.id/6wblz
kls 5 - https://s.id/6wbvb
kls 6 - https://s.id/6wbzF
::: bonus ::::
latihan soal online untuk belajar siswa, https://www.bimbelsd.web.id/course/index.php?categoryid=8
kls 3 - https://s.id/6wbbU
kls 4 - https://s.id/6wblz
kls 5 - https://s.id/6wbvb
kls 6 - https://s.id/6wbzF
::: bonus ::::
latihan soal online untuk belajar siswa, https://www.bimbelsd.web.id/course/index.php?categoryid=8
Yang memerlukan Perangkat PJOK SD Berikut Linknya :
👉 RPP PJOK SD
Kelas 1 : http://bit.ly/2NZfcLcF
Kelas 2 : http://bit.ly/2HrFt4Q
Kelas 3 : http://bit.ly/2UAVvxa
Kelas 4 : http://bit.ly/2J7n5kj
Kelas 5 : http://bit.ly/2NVDDKC
Kelas 6 : http://bit.ly/2VLPduy
👉 PEMETAAN SK-KD
Kelas 1 : http://bit.ly/2EMguaR
Kelas 2 : http://bit.ly/2tPhGUh
Kelas 3 : http://bit.ly/2TnBE7d
Kelas 4 : http://bit.ly/2NGnwR8
Kelas 5 : http://bit.ly/2TaCCo1
Kelas 6 : http://bit.ly/2C5EW5c
👉 KISI KISI SOAL PJOK
Kelas 1 : http://bit.ly/2UAVSYA
Kelas 2 : http://bit.ly/2UAVSYA
Kelas 3 : http://bit.ly/2UAVSYA
Kelas 4 : http://bit.ly/2UAVSYA
Kelas 5 : http://bit.ly/2UAVSYA
Kelas 6 : http://bit.ly/2UAVSYA
👉 JURNAL PJOK
Kelas 1 : http://bit.ly/2F6LYbH
Kelas 2 : http://bit.ly/2F6LYbH
Kelas 3 : http://bit.ly/2F6LYbH
Kelas 4 : http://bit.ly/2F6LYbH
Kelas 5 : http://bit.ly/2F6LYbH
Kelas 6 : http://bit.ly/2F6LYbH
semoga bermanfaat
Langganan:
Postingan (Atom)